Puisi Pahlawan – Perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan tentu dihentikan kita lupakan. Bahkan sebaliknya kita sebagai warga bangsa yang beradab, harus selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan terdahulu yang memperjuangkan tanah air dari serangan penjajah.
Seperti yang terjadi pada bencana 10 November 1945 dikala terjadi pertempuran Surabaya. Di bawah pimpinan Bung Tomo, pertempuran kala itu bisa jadi merupakan bencana paling heroik yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Banyak para pahlawan yang berjuang di sana. Tidak sedikit pula yang gugur dalam medan pertempuran tersebut. Oleh akhirnya setiap tanggal 10 November ditetapkan sebagai hari Pahlawan.
Dan salah satu bentuk penghargaan terhadap usaha para pahlawan, bisa kita tuangkan dalam sebuah puisi. Nah bagi teman-teman yang sedang mencari inspirasi, berikut inspirilo sajikan beberapa pola puisi pahlawan singkat terbaik.
Kumpulan Puisi Pahlawan Singkat
Berikut kami sajikan beberapa pola puisi pahlawan karya beberapa orang yang bisa kau bawakan dan deklamasikan pada program peringatan hari pahlawan ataupun program lainnya. Namun tentu akan lebih baik jikalau kau kreasikan puisi pahlawan versimu sendiri. Puisi-puisi di bawah ini memang disajikan secara singkat antara 2, 3 hingga 4 bait semoga pesannya bisa tersampaikan. Selamat bereksplorasi. Selamat menikmati.
Puisi Pahlawan #1
PAHLAWAN
Karya: NN
Di tengah jeritan dan siksaan
Hidup dalam kukungan dan ketakutan
Di bawah telunjuk-telunjuk pemaksaan
Kau Hadir…
Dengan jiwa membawa tuk merebut bangsa
Teriknya matahari, tak bisa aben semangatmu
Dinginnya malam, tak bisa bekukan tekadmu
Meski musuh layangkan pedang
Dalam serbuan berjuta orang
Kau terus berjuang dalam medan pertempuran
Berlari merebut pertiwi, meraih mimpi untuk merdeka
Kau tak pernah merintih
Menahan perih dan letih
Bermandikan keringat, teteskan darah
Hingga janjkematian menjemput raga
Kini…
Kau telah pergi, jaman pun silih berganti
Namun.. namau akan selalu mewangi
Mengisi lemba-lembar sejarah
Puisi Pahlawan #2
UNTUK PAHLAWAN NEGERIKU
Karya: NN
Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
Puisi Pahlawan #3
UNTUKMU PAHLAWAN INDONESIAKU
Karya: NN
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di tubuh keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
***
BAMBU RUNCING
Karya: NN
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal saya hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
PENGORBANAN
Karya: NN
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian usang telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai saya sang Ksatria
Aku niscaya menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
***
PAHLAWANKU, INILAH JANJIKU
Karya: NN
Aku tak pernah tahu
siapakah dirimu
apakah pekerjaanmu kala itu
yang saya tahu
sejarah telah menaburi dirimu
dengan bunga-bunga yang mengharumkan namamu
Pahlawanku,
perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan
mempertahankan harga diri bangsa
yang bertahun-tahun lamanya
diinjak-injak bangsa kolonialis
telah menggugah semangat di dalam dadaku
menghadirkan rasa nasionalisme yang sama
dengan yang engkau miliki kala itu
kini, kuberjanji
akan meneruskan perjuanganmu, pahlawanku
berfikir demi kemajuan bangsa
melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
berkarya demi kemanusiaan
bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Itulah janjiku, wahai pahlawanku
DONGENG PERJUANGAN
Karya: NN
Aku tidak melihat akan keadaan
Aku tak mendengar akan amarah
Bahkan tangisan seolah sebuah dongeng
Cerita dari kakek yang pilu
Perlahan wajah keriput itupun tersenyum
Membelai lembut kepalaku sambil bercerita
Dua insan berbeda latar belakang
Yang tidak sederajat dan hanya terikat tali kebebasan
Sebuah harapan yang berawal dari impian
Hingga berakhir menjadi kenyataan
Pahlawan yang terlahir dari perjuangan
Pahlawan terpisahkan oleh sebutir peluru
Takkan ada kekecewaan pahlawanku
Takkan ada yang perlu disesali
Kau akan mencicipi sejuknya angin kebebasan
Dan saya hanya bisa beristirahat di sini
PAHLAWANKU
Karya: Rezha Hidayat
Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah saya turun ke medan perang
Haruskah saya mandi berlumuran darah
Haruskah saya tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
***
PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Karya: Ananda Rezky Wibowo
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal membisu kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai cowok untuk perubahan
***
DI BALIK SERUAN PAHLAWAN
Karya: Zshara Aurora
Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
JIWA YANG GUGUR
Karya: Rayhandi
Jiwa jiwa yang gugur
Jasad jasad berantakan di bumi indonesia
Darah menjadi biru hitam jeritan
Rasa takut menyatu dengan hati.
Jiwa jiwa yang gugur
Kini mereka suci di janah
Menjadi tamu allah
Mereka tersenyum di sana
Tersenyum untuk indonesia yang semakin dan menderita.
Jiwa jiwa yang gugur
Tidak tahukah kau jumlah roh yang terpisah dengan jasad?
Beratus bahkan beribu jiwa menjadi almarhum.
Jiwa jiwa yang gugur
Mereka gugur untuk satu nama
Mereka berkorban untuk satu nama
Mereka menangis untuk satu nama
Indonesia….indonesia!
NEGERI KITA
Karya: NN
Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah
Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangkit dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa
KARENAMU PAHLAWANKU
karya: Rayhandi
Karenamu pahlawanku
Sekarang saya bisa hidup tenang
Tanpa kerja rodi romusa
Tanpa jerit takut rakyat tertembak.
Karenamu pahlawanku
Sekarang bumi kami damai
Air dan tanah menjadi kekayaan pertiwi
Bukan eropa bukan juga belanda.
Karenamu pahlawanku
Aku hidup di jaman merdeka
Setiap tubuh mempunyai hak sama.
Karenamu pahlawanku
Hingga hari ini saya bisa menulis puisi dan sepucuk doa
Doa untuk roh roh suci kalian
Yang berjuang atas darah dan tulang.
Puisi Pahlawan Tak Dikenal
Sebagai pelengkap, berikut juga kami sajikan salah satu puisi wacana pahlawan yang cukup terkenal. Judulnya ialah “Pahlawan tak Dikenal”, Karya Toto Sudarto Bachtiar.
Puisi ini juga banyak dibawakan dan dideklamasikan pada acara-acara bertemakan kepahlawanan. Lebih spesifik di hari pahlawan tanggal 10 November. Bagi kau yang mau mendeklamasikannya juga, bisa berguru dai video di bawah ini. Silakan ditonton.
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang kemudian dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru lingkaran di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang kemudian dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru lingkaran di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : saya sangat muda.
Penutup
Nah cukup segitu mungkin kumpulan pola puisi pahlawan yang bisa kami sajikan. Semoga mempunyai kegunaan bagi teman-teman semua yang membutuhkan pandangan gres untuk menciptakan puisi bertemakan wacana pahlawan guna mengisi hari pahlawan.
Hari pahlawan ialah momentum bagi kita untuk senantiasa mengingat usaha para pahlawan, khususnya yang gugur dikala pertempuran. Karena dengan perjuangannya, kita kini bisa hidup dalam kemerdekaan, terbebas dari jajahan bangsa lain.
Sejatinya pahlawan ialah orang yang telah berjuang, tak harus selalu pejuang kemerdekaan. Tapi orang-orang di sekitar kita bisa juga disebut pahlawan. Seperti halnya ayah dan ibu (bisa kau hadiahkan puisi ibu bagi beliau) – yang sudah banyak berjuang bagi kehidupan kita dari kecil hingga sebesar sekarang.
Sekian dan terima kasih.